Sungguh pun seburuk apapun hidupmu, pasti setidaknya satu kali Tuhan pasti pernah menghampirimu secara langsung. Entah menolongmu, memberikanmu kekuatan, memberikanmu petunjuk atau bahkan melindungimu dari bahaya dan petaka. Hanya saja ia tidak terlihat bahkan ia bisa saja berwujud orang lain yang tidak kamu kenal.
Sungguh pun dunia tidak adil bagi keberadaanmu, pasti setidaknya Tuhan sudah memberikan rencana yang terbaik bagimu. Rencana itu tidak akan membuatmu bersedih sepanjang waktu, rencana itu adalah hal terindah bahkan mungkin wujud itu adalah sebuah kematian bagimu.
Sungguh pun kamu menganggap tidak ada yang mendengar suaramu, ketika kamu kehilangan pilihan dan merasa tak terlihat oleh siapapun, percayalah ketika kamu memohon dengan sangat begitu dengan frustasinya benak akal sehatmu, hingga ujung titik nadirmu bahkan mengeras bagai dingin menembus tulang, di sana Tuhan tidak akan membiarkan hambaNya tak berdaya, Tuhan akan hadir untukmu.
Tulisan di atas adalah tiga hal yang sangat kupercaya, apa yang aku percaya? Aku percaya akan keberadaan Tuhan. 22 tahun diriku menginjak di bumi, begitu indahnya hidupku hingga kini dan kuharap begitu pula nanti. Sampai terkadang diriku bangun setengah sadar, masih tidak percaya kenapa sosok tubuh ini masih hidup dalam kesempurnaan.
Pengalaman hidupku mungkin tak seluas orang-orang tua perjuangan kemerdekaan, tak seluar orang-orang terkaya di dunia juga, tapi entah kenapa aku bisa merasakan Tuhan sedang tertawa, tidak sabar menunggu bagaimana aku bisa menghadapi masa depanku yang luar biasa. Ya, Tuhan sedang mempersiapkan sesuatu yang istimewa bagiku!
Siapa bilang hidupku tak pernah gagal? Orang-orang suka sekali bilang begitu. Kamu beruntung sekali bisa menang ini, kamu beruntung sekali bisa lulus duluan, kamu beruntung sekali bisa bertemu orang itu, kamu beruntung sekali orang tuamu baik, kamu kamu kamu........ Ia, itu aku. Begitu lincah lidah orang-orang bersilat, terkadang terasa iri, terasa getir tapi semoga menginspirasi orang-orang. Asam garam sudah kulalui. 8 tahun lalu, sosok mungil diriku bukan apa-apa. Anak SMP tomboy, gendut, kasar, penindas, sok pintar dan sombong. Tidak ada yang tahan lihat sosok itu, sekali jalan siapapun pasti kesal. Tiga tahun begelut menguji kepintaran, lomba apapun aku hantam, hasilnya sudah pasti gagal, bahkan sudah sampai titik guruku jika mendengar aku ikut, dia pilih mundur mencari anak didik lain. Miris bukan? Mana ada yang mau dengan diriku yang aneh ini...... Dulu aku berpikir begitu. Hingga suatu saat aku menangis di kamar, kesakitan karena tidak pernah berhasil dalam apapun. Rasanya jika berteriak bisa tsunami, kesal, sedih, pilu, tertindas, rasanya sakit sekali kenapa bisa begitu. Aku tidak pernah berhasil dalam apapun, tidak ada yang menginginkan aku.
Amarahku semakin membara, hingga di satu titik diriku menyalahkan Tuhan. Hey Tuhan, kenapa kau ciptakan diriku yang hina ini? Kenapa aku tidak mati saja, tidak berguna. Kerjaku hanya menghabiskan beras di rumah, tidur-tiduran main game menghabiskan listrik keluarga. Belajarku tidak sukses,bahkan PR pertamaku 0 angkanya, itu halaman pertama di bukuku, bahkan besar sekali 0 nya sampai-sampai semua orang tau ketika membagikan buku di depan kelas.
Tidak hanya itu, diriku ditunjuk menjadi sekretaris kelas. Baru seminggu aku sudah dipecat, karena lupa bawa absensi kelas dan tidak pernah akrab dengan teman-teman kelas. Haduh, orang macam apa diriku ini, sangat tidak bisa diandalkan, diberi tanggung jawab ibarat menimba air, airnya kutumpahkan semua tanpa sebab. Rasanya kacau sekali menjalani hidup ini.
(to be continued............)