Gerak pelan yang hampir terhempas dinginnya udara
Tak membuat tubuhnya gentar melawan arah jalan
Rambutnya putih perak, matanya empat terpantul cahaya
Matanya besar seakan tak termakan zaman,
Tanda begitu luas pengetahuan yang ia anyam
Aku sudah tua, aku tidak muda sirat nafasnya
Suaranya sudah bergetar tapi jiwanya tiga puluhan
Siapa bilang itu penghalang untuk mengabdi demi generasi?
Generasi-generasi muda yang harus ditempa supaya jeli
Supaya Negara ini bukan sarang orang tolol yang buta dan tak
peduli
Sayang dia tak semuda empat puluh tahun lalu
Seandainya ia, mengajar pasti tak akan lagi duduk terbebani
Mungkin gesturnya selincah penari sampai-sampai semua
terpanah
Semua juga tahu beliau adalah legenda milik tanah air
Yang adalah saksi hidup dari Pertiwi berdiri sampai kini
Kata-katanya bagai mutiara dan leluconnya selalu pasti
Ajaran-ajarannya mencakup semua rahasia-rahasia dunia
Berupa nafas-nafas keadilan dan tonggak kepastian bermoral
Harapannya cukup
satu, katanya Negara ini harus maju
Dan pengabdiannya akan selalu abadi dan menyertai kami semua
0 comments:
Post a Comment
Your comment is our priority to be better, thanks for the support :)
Komentar Anda adalah prioritas utama kami untuk menjadi lebih baik, terimakasih atas partisipasinya :)