Tuesday 31 January 2017

I Believe In You (PART 1)

Sungguh pun seburuk apapun hidupmu, pasti setidaknya satu kali Tuhan pasti pernah menghampirimu secara langsung. Entah menolongmu, memberikanmu kekuatan, memberikanmu petunjuk atau bahkan melindungimu dari bahaya dan petaka. Hanya saja ia tidak terlihat bahkan ia bisa saja berwujud orang lain yang tidak kamu kenal. 

Sungguh pun dunia tidak adil bagi keberadaanmu, pasti setidaknya Tuhan sudah memberikan rencana yang terbaik bagimu. Rencana itu tidak akan membuatmu bersedih sepanjang waktu, rencana itu adalah hal terindah bahkan mungkin wujud itu adalah sebuah kematian bagimu.

Sungguh pun kamu menganggap tidak ada yang mendengar suaramu, ketika kamu kehilangan pilihan dan merasa tak terlihat oleh siapapun, percayalah ketika kamu memohon dengan sangat begitu dengan frustasinya benak akal sehatmu, hingga ujung titik nadirmu bahkan mengeras bagai dingin menembus tulang, di sana Tuhan tidak akan membiarkan hambaNya tak berdaya, Tuhan akan hadir untukmu.

Tulisan di atas adalah tiga hal yang sangat kupercaya, apa yang aku percaya? Aku percaya akan keberadaan Tuhan. 22 tahun diriku menginjak di bumi, begitu indahnya hidupku hingga kini dan kuharap begitu pula nanti. Sampai terkadang diriku bangun setengah sadar, masih tidak percaya kenapa sosok tubuh ini masih hidup dalam kesempurnaan. 

Pengalaman hidupku mungkin tak seluas orang-orang tua perjuangan kemerdekaan, tak seluar orang-orang terkaya di dunia juga, tapi entah kenapa aku bisa merasakan Tuhan sedang tertawa, tidak sabar menunggu bagaimana aku bisa menghadapi masa depanku yang luar biasa. Ya, Tuhan sedang mempersiapkan sesuatu yang istimewa bagiku!

Siapa bilang hidupku tak pernah gagal? Orang-orang suka sekali bilang begitu. Kamu beruntung sekali bisa menang ini, kamu beruntung sekali bisa lulus duluan, kamu beruntung sekali bisa bertemu orang itu, kamu beruntung sekali orang tuamu baik, kamu kamu kamu........ Ia, itu aku. Begitu lincah lidah orang-orang bersilat, terkadang terasa iri, terasa getir tapi semoga menginspirasi orang-orang. Asam garam sudah kulalui. 8 tahun lalu, sosok mungil diriku bukan apa-apa. Anak SMP tomboy, gendut, kasar, penindas, sok pintar dan sombong. Tidak ada yang tahan lihat sosok itu, sekali jalan siapapun pasti kesal. Tiga tahun begelut menguji kepintaran, lomba apapun aku hantam, hasilnya sudah pasti gagal, bahkan sudah sampai titik guruku jika mendengar aku ikut, dia pilih mundur mencari anak didik lain. Miris bukan? Mana ada yang mau dengan diriku yang aneh ini...... Dulu aku berpikir begitu. Hingga suatu saat aku menangis di kamar, kesakitan karena tidak pernah berhasil dalam apapun. Rasanya jika berteriak bisa tsunami, kesal, sedih, pilu, tertindas, rasanya sakit sekali kenapa bisa begitu. Aku tidak pernah berhasil dalam apapun, tidak ada yang menginginkan aku. 

Amarahku semakin membara, hingga di satu titik diriku menyalahkan Tuhan. Hey Tuhan, kenapa kau ciptakan diriku yang hina ini? Kenapa aku tidak mati saja, tidak berguna. Kerjaku hanya menghabiskan beras di rumah, tidur-tiduran main game menghabiskan listrik keluarga. Belajarku tidak sukses,bahkan PR pertamaku 0 angkanya, itu halaman pertama di bukuku, bahkan besar sekali 0 nya sampai-sampai semua orang tau ketika membagikan buku di depan kelas. 

Tidak hanya itu, diriku ditunjuk menjadi sekretaris kelas. Baru seminggu aku sudah dipecat, karena lupa bawa absensi kelas dan tidak pernah akrab dengan teman-teman kelas. Haduh, orang macam apa diriku ini, sangat tidak bisa diandalkan, diberi tanggung jawab ibarat menimba air, airnya kutumpahkan semua tanpa sebab. Rasanya kacau sekali menjalani hidup ini. 

(to be continued............)   


Saturday 28 January 2017

Wired Life

when my life turns 20s,
truths and fates wired me tightly,
things go crazy and unpredictable,
sometimes I scream for help,
sometimes I puzzled of every steps.

I wait for somebody far away,
praying for shorter wait,
and prolong the meeting,
to open a door of world and happiness,
to whom I belong to and cherish for.

I crawl on thousand stairs,
looking on misery and suffocation,
and all my time lines are shredded by tears,
and blood of dusty sincerity,
This body can't freeze in the end
I want to cut the rope of what is written

But who I am in the past and today?
Merely a human with too much hopes
and infinite vespers among day by day
till we can see each other somewhere forever 
let me escape from this destiny

let me breathe,
let me fly in freedom,
let me choose and determine my path,
what it is supposed to be,
and it will be, will be, will be.

Once in this life time, one and only
lend me your magic and blessings
my dearly God, give me chance
to help all those needed, to cheers all the upset
to change the world, to be a more beautiful living. 
This entry was posted in

Tuesday 10 January 2017

That Old Feel

I am flying with broken wings
fading into shadows of disappointment
How come I was left behind without you?
With a sun still shines but the earth is frosting

All the little pieces of you turns cold
and through the endless questions I got so tired
too much terrible reasons with hundred emptiness
with logic and arguments, they are heartless
as rude as your heart and darker than black

Maybe someday you will wake up of nowhere
remembering all the things we have passed
missing something you used to feel and have
When you try remembering where you could buy that feel
you realize that pretty and warm taste was a dream

As you walk between the alley, breathing on my name
That is called as memories and also fears of loneliness
that is also glow of tears and crack of selfishness
as the time stops and all turn into zero

Always remembered
nobody will be there as the same
as shiny as the old days.

This entry was posted in