Saturday 19 November 2011

Pak Polisi Merajarela di Pontianak, Pliz Deh Pak!

Akhir-akhir ini banyak murid-murid yang kena apesnya tilang di perempatan Jl. Ayani, Sultan Syarif Abdurahman dan Gusti Situt Lelanang di kota Pontianak. Kalo bagi masyrakat momoknya malam-malam ya di area Korem sono. Emang sih ada banyak kendala dengan pengguna sepeda motor, misalnya gak ada kaca spion, kagak ada SIM, bahkan kagak ada STNK. But, readers… Kalo buat pelajar SMA agak gak etis ditilang. Boleh lah polisi nngetilang anak SMP-SMA yang naik motor dengan atribut gak lengkap, nah buat anak SMP langsung masuk penjara juga gak apa-apa. *peace! 

Gini loh pak polisi, anak-anak SMA terutama kelas XI/II memang sudah harus dan wajib punya SIM. Kalo pengen punya SIM kan musti punya KTP terus beberapa dokumen hidup lainnya. KTP ini lho!!!!! Sekarang lagi marak-maraknya KTP elektronik dan dijamin gratis, gara-gara biaya gratis inilah tuh orang-orang yang seharusnya bertanggung jawab malah malez ngurus, antrian yang bikin KTP elektronik sudah kayak permainan ular naga panjangnyaaa.. bukan kepala… *keasikkan nyanyi. Jelas orang yang lebih tua dapat giliran duluan, mana dapat lah anak-anak SMA tuh. Tempat pembuatan KTP elektronik Cuma satu lagi, gimana dengan orang-orang yang jauh rumahnya, kasihan juga, belum lagi gak dapat giliran dan sia-sia pulang. *Poor him/her… Setelah itu, harusnya polisi dan pemerintah turun lapangan, kenapa murid-murid yang tidak semestinya naik motor ujung-ujungnya langgar peraturan, berikut adalah beberapa kendala utama yang saya pelajari:

1. Ortu sibuk cari duit, taka da yang antar balek.  
Wajar, gak semua sekolah punya orangtua serba ada. Paling 5% dari murid-murid di sekolah punya supir pribadi dan orangtua yang menganggur karena berlimpah harta. Akibatnya, karena harus banting tulang, cara praktis juga diberikan dengan cara memfasilitasi anak naik motor ke sekolah. Ortu tidak perlu repot dan anak-anak yang musti pintar mengatur diri.

2. Emang ada oplet, tapi dag muat ribuan murid 
Di dalam hati pasti kalian mikir, “kana da oplet? Angkutan umum ada.. Manja banget..”. Gampang mikirnya, gak muat orang-orangnya. Lihat saja jumlah angkutan umum di Pontianak,sedikit dan sangat gak nyaman. Selain itu, angkutan umum banyak banget masalahnya. Sudah panas, suka berhenti sembarangan, biasanya pilih-pilih penumpang lagi. Kalo ada murid dan ibu di jalan, terus tempat duduk sisa 1, jelas dipilih si Ibu, bayarannya lebih mahal sih, murid Cuma bayar seribu. Terus oplet mangkalnya pagi-siang.. Sisa waktunya gak tawu ke mana. Belum lagi sekolah zaman sekarang pulangnya sore-sore. 

3. Angkutan umum rawan, orangtua lebih percaya belikan motor ke anak terutama perempuan 
Lanjutan dari poin ke-3, sudah mangkalnya sebentar, rawan lagi. Sudah banyak kejadian di dalam angkutan umum ada pencopet, perampok bahkan pelaku tindakan asusila, pilih mana coba? Kecopet ato naek motor ke sekolah? JELAS sudah jawabannya enak mana. 

4. Tak da angkutan kota khusus anak sekolah 
Nah setelah baca poin di atas, pasti terpikir.. Bikin aja sistem khusus angkutan anak sekolah, bus sekolah pemerintah adalah ide cemerlang. WOW, sangat cemerlang, tapi……… Gak sampai seminggu supir-supir angkot demo woi! Kok bisa? Jelas deh.. alasannya angkutan khusus anak sekolah membuat pelanggan mereka sepi, pendapatan jelas menurun. Serba salah lagi deh. 


Jadi, kesimpulan dan solusinya gimana? 
Semua banyak kendala.. Jelas pihak kepolisian harus melakukan sosialisasi terhadap murid-murid SMA, selain itu, proses pembuatan SIM juga tolong lah jangan diperlambat. Malu aa pak polisi, pak pemerintah sama negara tetangga yang proses administratifnya bagus sekali. Tolong lah kesadarannya, tegakkan keadilan sesuai yang salah siapa. Masyarakat itu dipihak yang terambang, tidak pakai motor salah, pakai motor salah. Pemerintah alokasi budget sekian rupiah untuk memfasilitasi angkutan umum yang saat ini menjadi lebih baik dan memadahi. Enak dipandang dan aman juga. Dengan demikian, anak-anak sekolah tidak perlu melanggar peraturan yang sudah ada dan menunjang hidup dalam masyrakat yang lebih arif dan bijaksana.
This entry was posted in

0 comments:

Post a Comment

Your comment is our priority to be better, thanks for the support :)

Komentar Anda adalah prioritas utama kami untuk menjadi lebih baik, terimakasih atas partisipasinya :)