Sesosok laki2 dengan jas hitam gelam masuk dengan sepatu boot hitamnya yang basah, percikan air mengotori lantai kayu rumah makan ini. Tubuhnya tegap tinggi seperti tentara Amerika, wajahnya tertutup topi fedora hitam yang tampak tetesan2 rintik hujan.
"Saya mencari Ms.Chevenix", gumam pria itu dan duduk di salah satu kursi meja bar.
"Saya belum bisa bayar hutang, belum saatnya mengambil gaji", jawabku dengan rasa khawatir.
"Ibumu sudah sembuh kah?", tanya laki2 itu setelah memesan segelas vodka kepada pelayan lain.
Sungguh aneh penagih hutang kali ini, biasanya bila aku tidak dibentak untuk membayar hutang secepatnya atau bahkan melempar gelas minuman di tempat kerjaku, ia justru menanyakan Ibuku yang sakit.
"Dari mana kau tahu Ibuku? Aku bahkan tak kenal denganmu, mau apa kau dengan keluargaku?", tanyaku dengan curiga.
"Aku rekan kerja almarhum Lord Chevenix, Ferdinand sangat baik padaku begitu juga Marjorie, kau putri satu2nya bukan?", tanyanya dengan senyum pasif.
"Kau bahkan kenal Ayahku.. Cih, lupakan. Aku sengsara harus kerja paksa untuk menyelesaikan hutang masa mudanya, Ayahku itu mati begitu saja tanpa meninggalkan apa2, sekarang kau sudah bisa menerka bagaimana hidupku", jawabku dengan kesal dan membentak.
"Ashley, kau sudah tumbuh dewasa, mungkin saatnya kau tahu sebuah kebenaran", gumamnya sambil meneguk vodka.
Dia bahkan tahu nama panggilan kecilku, selain rentenir penagih hutang, siapa laki2 ini????
<to be continued>
"Saya mencari Ms.Chevenix", gumam pria itu dan duduk di salah satu kursi meja bar.
"Saya belum bisa bayar hutang, belum saatnya mengambil gaji", jawabku dengan rasa khawatir.
"Ibumu sudah sembuh kah?", tanya laki2 itu setelah memesan segelas vodka kepada pelayan lain.
Sungguh aneh penagih hutang kali ini, biasanya bila aku tidak dibentak untuk membayar hutang secepatnya atau bahkan melempar gelas minuman di tempat kerjaku, ia justru menanyakan Ibuku yang sakit.
"Dari mana kau tahu Ibuku? Aku bahkan tak kenal denganmu, mau apa kau dengan keluargaku?", tanyaku dengan curiga.
"Aku rekan kerja almarhum Lord Chevenix, Ferdinand sangat baik padaku begitu juga Marjorie, kau putri satu2nya bukan?", tanyanya dengan senyum pasif.
"Kau bahkan kenal Ayahku.. Cih, lupakan. Aku sengsara harus kerja paksa untuk menyelesaikan hutang masa mudanya, Ayahku itu mati begitu saja tanpa meninggalkan apa2, sekarang kau sudah bisa menerka bagaimana hidupku", jawabku dengan kesal dan membentak.
"Ashley, kau sudah tumbuh dewasa, mungkin saatnya kau tahu sebuah kebenaran", gumamnya sambil meneguk vodka.
Dia bahkan tahu nama panggilan kecilku, selain rentenir penagih hutang, siapa laki2 ini????
<to be continued>
0 comments:
Post a Comment
Your comment is our priority to be better, thanks for the support :)
Komentar Anda adalah prioritas utama kami untuk menjadi lebih baik, terimakasih atas partisipasinya :)