Friday, 25 May 2012

Bagaimana cara memfungsikan rumah Betang untuk memback-up kondisi para pendatang bisa mengetahui atau beradaptasi terhadap kultur Dayak di Sampit?


Saya merekomendasikan cara dengan proses komunikasi antar etnis berupa dialog lintas budaya. Faktanya, LSM yang meyediakan dialog lintas budaya sudah banyak dibentuk, diselenggarakan dan diterapkan pemerintah sejak sebelum konflik Sampit muncul. Namun peranannya masih belum terlalu berpengaruh terhadap masyarakat pada waktu itu. Pada tahun 2010, berdasarkan Instruksi Bupati Kotawaringin Timur (Kotim) Nomor 12 Tahun 2010, telah dibentuk FPK, yaitu Forum Pembauran Kebangsaan. Salah satu  fungsi dari Forum Pembauran Kebangsaan adalah sebagai wadah informasi, komunikasi, konsultasi dan kerjasama antar warga yang terdiri dari pemuka masyarakat dari berbagai ras, suku dan etnik setempat dalam upaya menumbuhkan, memantapkan, memelihara dan mengembangkan pembauran kebangsaan ke arah yang positif dan bermanfaat, serta memecahkan setiap permasalahan, perselisihan antar warga secara damai dengan cara musyawarah-mufakat atas dasar kekeluargaan. Tujuan dari dibentuknya FPK ini adalah menjaring, menampung aspirasi di bidang pembauran kebangsaan, menyelenggarakan forum dialog antar pimpinan organisasi pembauran kebangsaan, pemuka masyarakat, tokoh adat, suku dan masyarakat. Selain itu, dibentuk pula organisasi komunitas berbagai etnis yaitu Kerukunan Keluarga Dayak Dan Suku Ras Lainnya Provinsi Kalteng (KKD-KT) pada tahun 2011 dengan visi misi yang serupa dengan FPK dan sebagai wujud trauma atas konflik Sampit pada tahun 2001 silam serta ingin memberlakukan pembauran yang lebih mengedepankan persamaan dan perdamaian.

Dialog lintas budaya tidaklah cukup apabila pengenalan budaya antar suku tidak diperkenalkan secara luas. Artinya dengan komunikasi tentunya tidak 100% pembauran akan efektif terjadi dan perlu suatu bentuk pengenalan budaya masing-masing etnis yang lebih nyata atau konkret. Menurut saya, cara yangcukup efektif lainnya adalah dengan expo budaya. Expo budaya adalah sebuah bentuk ajang pameran budaya terutama di bidang seni dan ekonomi. Expo budaya akan memberikan kontribusi besar terhadap apresiasi masyarakat mengenai nilai-nilai budaya antar etnis. Faktanya Kabupaten Sampit sangat terkenal dengan expo budaya Sampit yang diselenggarakan secara berkala, bahkan expo Sampit 2012 bulan Februari dikunjungi oleh 11 ribu orang dengan total transaksi mencapai Rp.9.7 miliar. Dari sini kita bisa melihat antusiasme masyarakat sangat besar terhadap expo budaya. Dalam expo budaya Sampit, tidak hanya budaya etnis Dayak saja yang ditampilkan, ada pula budaya etnis Banjar, etnis Madura dan etnis budaya lainnya. Contohnya saja dalam expo Sampit bulan Februari 2012, cukup mudah ditemukan budaya etnis Madura seperti kuliner sate dan kerajinan batik tulis Madura ataupun budaya Dayak seperti kerajinan manik-manik dan kerjainan rotan. Dari aktivitas expo sesungguhnya kita bisa melihat suatu bentuk integritas dan menurut saya akan lebih baik lagi apabila expo budaya turut serta memperkenalkan budaya antar etnis tidak hanya mencakup seni atau sistem ekonomi berbagai etnis saja tetapi turut serta menyoroti gaya hidup ataupun aktivitas suatu etnis dan nilai-nilai kehidupan antar masing-masing etnis. Dengan demikian, pemahaman masyarakat mengenai budaya antar etnis diharapkan bisa lebih meluas dan terjadi pembauran dalam masyarakat sehingga terciptalah integritas serta pemahaman antar suku ke arah yang lebih baik.   

Penulis,      

0 comments:

Post a Comment

Your comment is our priority to be better, thanks for the support :)

Komentar Anda adalah prioritas utama kami untuk menjadi lebih baik, terimakasih atas partisipasinya :)