Monday, 24 June 2013

Sekolahku Teladanku

 
            Sekolah dambaanku bukanlah sekolah yang luas, mewah ataupun berfasilitas kelas internasional. Sekolah dambaanku cukup sederhana dan merupakan sekolah yang telah tercermin dan digariskan oleh semboyan pahlawan nasional pendidikan kita, Ki Hajar Dewantara yaitu ing ngarso sung tulodo, ing madyo mangun karso, tut wuri handayani, yang berarti di depan memberi contoh, di tengah memberi semangat, di belakang memberi dorongan. Dengan demikian, sekolah dambaanku adalah sekolah yang secara garis besar mampu memberikan contoh yang baik kepada siswa-siswinya. Sekolah dambaanku tentunya akan terwujud dengan adanya dukungan guru yang kompeten, lingkungan dan fasilitas yang baik serta tugas-tugas yang konstruktif.
            Sekolah tentunya tidak akan terbentuk apabila tidak ada guru yang menjadi mesin utama kegiatan belajar dan mengajar. Dalam satu kutipan Alexander the Great pernah menyebutkan demikian, I am indebted to my father for living, but to my teachers for living well, yang berarti ia berhutang budi atas kehidupan yang diberikan oleh ayahnya namun ia lebih berhutang budi kepada para guru yang telah mengajarinya bagaimana cara hidup yang baik. Di lain sisi, mantan presiden Indonesia kita, B. J. Habibie mendefinisikan guru sebagai sosok pencipta nilai tambah pribadi bangsa. Dari kutipan-kutipan tersebut dapat disimpulkan bahwa kriteria guru yang baik adalah guru yang mampu mengajar siswa-siswi mengenai nilai-nilai kehidupan, menginspirasi para siswa, memberikan teladan dan berwawasan luas. Hal-hal tersebut dapat tercermin baik dari aktivitas-aktivitas kecil hingga kemampuan guru itu sendiri, misalnya dengan tidak sering absen dalam kegiatan belajar mengajar sebagai perwujudan dari sikap bertanggungjawab dan teladan patuh pada aturan, mau berbagi pengalaman dan ilmu pengetahuan serta mau diajak berdiskusi dan berpikir­ secara luas. Selain itu, para guru juga dituntut untuk mampu memberikan pengajaran diluar kotak, yang berarti tidak hanya terbatas pada teori-teori dasar dan buku, mampu berinisiatif lebih dalam kegiatan belajar mengajar sehingga tidak membosankan, misalnya mengaitkan pelajaran dengan cerita, nyanyian, pengandaian ataupun melalui media lainnya. Di samping itu, guru juga harus memiliki kemampuan mendeteksi potensi siswa-siswi sehingga siswa-siswi bisa diarahkan sesuai kemampuan masing-masing serta mampu membangun ikatan kekeluargaan antara guru dan siswa-siswi untuk memberikan semangat dan dorongan moral. Dengan demikian, hubungan guru dan murid tidak hanya sebatas pemberi dan penerima ilmu saja, namun ada ikatan batin akan kepercayaan terhadap guru sebagai sosok teladan utama dan penyokong semangat di lingkungan sekolah.
            Selain guru yang kompeten, sekolah yang baik tentunya harus memiliki lingkungan dan fasilitas yang baik. Lingkungan dan fasilitas yang baik tidak harus mahal, cukup sederhana, mencerminkan hidup yang sehat, asri dan tentunya tidak kehilangan fungsi aslinya yaitu untuk mendukung kegiatan belajar siswa-siswi. Misalnya saja dengan tersedianya kelas dan peralatan belajar mengajar seperti papan tulis, kapur, penghapus, meja dan kursi yang layak pakai, toilet yang bersih dengan air yang cukup, kantin yang menjual makanan bergizi, bersih dan bebas dari bahan berbahaya, tersedianya tempat sampah di setiap sudut gedung maupun ruangan kelas, tersedianya tanaman yang menghiasi sekitar lingkungan sekolah, tersedianya perpustakaan, laboratorium dan lapangan untuk kegiatan upacara dan olahraga pagi. Di samping sebagai pendukung potensi siswa-siswi dalam kegiatan belajar, yang terpenting adalah lingkungan dan fasilitas yang baik secara tidak langsung turut serta membangun tumbuh kembang siswa-siswi. Siswa-siswi dituntut untuk menjaga lingkungan di sekitarnya begitu juga dengan pemeliharaan diri akan peduli kesehatan. Dengan demikian, generasi-generasi yang dilahirkan sekolah tidak hanya berpotensi secara akademis saja, namun turut serta sebagai generasi yang sehat dan pendongkrak semangat akan kepedulian terhadap lingkungan sekitarnya.
            Jika sekolah sudah dilengkapi dengan guru yang kompeten, lingkungan serta fasilitas yang baik, tentunya belum lengkap jika sistem pendidikannya tidak diperhatikan. Salah satu bagian paling penting dari sistem pendidikan adalah bagaimana sekolah memberikan tugas kepada siswa-siswi. Tugas-tugas yang sering diberikan biasanya dalam bentuk pekerjaan rumah yang mana siswa-siswi harus mencari dan mencatat kembali jawaban dari sumber tertentu, tugas kliping, makalah, dsb. Walaupun tugas-tugas ini cukup membantu mendorong keinginan siswa-siswi untuk semakin banyak membaca dan memecahkan masalah, namun sesungguhnya tugas yang diberikan harus turut serta bersifat konstruktif, artinya tugas harus mampu membangun ilmu pengetahuan siswa-siwi begitu pula dengan pengalaman mengenai nilai-nilai kehidupan dalam bermasyarakat. Tugas-tugas yang diberikan bisa saja dikombinasikan dengan kegiatan-kegiatan khusus yang lebih komunitatif, yaitu adanya interaksi terhadap orang lain, benda lain ataupun alam. Misalnya melanggengkan pelajaran agama dengan mengunjungi panti asuhan, mengkombinasikan pelajaran ekonomi dengan menggelar padat karya dan belajar berbisnis kecil-kecilan, menuangkan pelajaran biologi dengan melaksanakan praktikum pembedahan reptil, dsb. Dengan demikian, tugas-tugas yang diberikan akan lebih menyenangkan, tidak hanya bersifat untuk mendapatkan nilai dan teoritis sebatas buku saja, namun turut serta membantu siswa-siswi memahami bagaimana keadaan realita sosial serta memberikan pemecahan solusi berupa penggambaran asli akan apa yang telah dipelajari.
            Harapanku untuk sekolah-sekolah di Indonesia, semoga sekolah-sekolah di Indonesia untuk masa kini begitu pula dengan masa depan dapat kembali lagi kepada identitas aslinya yaitu menjadi sekolah-sekolah yang memberikan kontribusi berupa teladan kepada siswa-siswi generasi masa depan Indonesia serta lebih mengembangkan sendi-sendi utama identitas asli sekolah Indonesia. Semoga pemerintah dapat turut serta memberi kontribusi lebih untuk melatih dan melahirkan guru-guru yang lebih kompeten, membangun pemerataan pendidikan, melahirkan generasi bangsa yang lebih cerdas, bermoral dan berpengalaman. Semoga sekolah dambaanku, sekolah yang diadaptasi dari semboyan peninggalan Ki Hajar Dewantara bisa terwujud dan dapat pula menginspirasi teman-teman untuk berperan dalam mendorong dan memberikan kontribusi kepada sekolah-sekolah di Indonesia menuju ke arah yang lebih baik dan berkualitas.  


1 comment:

Your comment is our priority to be better, thanks for the support :)

Komentar Anda adalah prioritas utama kami untuk menjadi lebih baik, terimakasih atas partisipasinya :)