Sekolah dambaanku bukanlah sekolah
yang luas, mewah ataupun berfasilitas kelas internasional. Sekolah dambaanku
cukup sederhana dan merupakan sekolah yang telah tercermin dan digariskan oleh semboyan
pahlawan nasional pendidikan kita, Ki Hajar Dewantara yaitu ing ngarso sung
tulodo, ing madyo mangun karso, tut wuri handayani, yang berarti di depan memberi contoh, di tengah memberi semangat, di
belakang memberi dorongan. Dengan demikian, sekolah dambaanku adalah sekolah
yang secara garis besar mampu memberikan contoh yang baik kepada
siswa-siswinya. Sekolah dambaanku tentunya akan terwujud dengan adanya dukungan
guru yang kompeten, lingkungan dan fasilitas yang baik serta tugas-tugas yang
konstruktif.
Sekolah
tentunya tidak akan terbentuk apabila tidak ada guru yang menjadi mesin utama kegiatan
belajar dan mengajar. Dalam satu kutipan Alexander the Great pernah menyebutkan
demikian, I am indebted to my father for
living, but to my teachers for living well, yang berarti ia berhutang budi
atas kehidupan yang diberikan oleh ayahnya namun ia lebih berhutang budi kepada
para guru yang telah mengajarinya bagaimana cara hidup yang baik. Di lain sisi,
mantan presiden Indonesia kita, B. J. Habibie mendefinisikan guru sebagai sosok
pencipta nilai tambah pribadi bangsa. Dari kutipan-kutipan tersebut dapat
disimpulkan bahwa kriteria guru yang baik adalah guru yang mampu mengajar
siswa-siswi mengenai nilai-nilai kehidupan, menginspirasi para siswa,
memberikan teladan dan berwawasan luas. Hal-hal tersebut dapat tercermin baik
dari aktivitas-aktivitas kecil hingga kemampuan guru itu sendiri, misalnya
dengan tidak sering absen dalam kegiatan belajar mengajar sebagai perwujudan
dari sikap bertanggungjawab dan teladan patuh pada aturan, mau berbagi
pengalaman dan ilmu pengetahuan serta mau diajak berdiskusi dan berpikir
secara luas. Selain itu, para guru juga dituntut untuk mampu memberikan
pengajaran diluar kotak, yang berarti tidak hanya terbatas pada teori-teori
dasar dan buku, mampu berinisiatif lebih dalam kegiatan belajar mengajar sehingga
tidak membosankan, misalnya mengaitkan pelajaran dengan cerita, nyanyian,
pengandaian ataupun melalui media lainnya. Di samping itu, guru juga harus memiliki
kemampuan mendeteksi potensi siswa-siswi sehingga siswa-siswi bisa diarahkan
sesuai kemampuan masing-masing serta mampu membangun ikatan kekeluargaan antara
guru dan siswa-siswi untuk memberikan semangat dan dorongan moral. Dengan
demikian, hubungan guru dan murid tidak hanya sebatas pemberi dan penerima ilmu
saja, namun ada ikatan batin akan kepercayaan terhadap guru sebagai sosok
teladan utama dan penyokong semangat di lingkungan sekolah.
Selain
guru yang kompeten, sekolah yang baik tentunya harus memiliki lingkungan dan
fasilitas yang baik. Lingkungan dan fasilitas yang baik tidak harus mahal, cukup
sederhana, mencerminkan hidup yang sehat, asri dan tentunya tidak kehilangan
fungsi aslinya yaitu untuk mendukung kegiatan belajar siswa-siswi. Misalnya
saja dengan tersedianya kelas dan peralatan belajar mengajar seperti papan tulis,
kapur, penghapus, meja dan kursi yang layak pakai, toilet yang bersih dengan
air yang cukup, kantin yang menjual makanan bergizi, bersih dan bebas dari
bahan berbahaya, tersedianya tempat sampah di setiap sudut gedung maupun
ruangan kelas, tersedianya tanaman yang menghiasi sekitar lingkungan sekolah,
tersedianya perpustakaan, laboratorium dan lapangan untuk kegiatan upacara dan
olahraga pagi. Di samping sebagai pendukung potensi siswa-siswi dalam kegiatan
belajar, yang terpenting adalah lingkungan dan fasilitas yang baik secara tidak
langsung turut serta membangun tumbuh kembang siswa-siswi. Siswa-siswi dituntut
untuk menjaga lingkungan di sekitarnya begitu juga dengan pemeliharaan diri
akan peduli kesehatan. Dengan demikian, generasi-generasi yang dilahirkan
sekolah tidak hanya berpotensi secara akademis saja, namun turut serta sebagai
generasi yang sehat dan pendongkrak semangat akan kepedulian terhadap
lingkungan sekitarnya.
Jika
sekolah sudah dilengkapi dengan guru yang kompeten, lingkungan serta fasilitas
yang baik, tentunya belum lengkap jika sistem pendidikannya tidak diperhatikan.
Salah satu bagian paling penting dari sistem pendidikan adalah bagaimana
sekolah memberikan tugas kepada siswa-siswi. Tugas-tugas yang sering diberikan
biasanya dalam bentuk pekerjaan rumah yang mana siswa-siswi harus mencari dan mencatat
kembali jawaban dari sumber tertentu, tugas kliping, makalah, dsb. Walaupun
tugas-tugas ini cukup membantu mendorong keinginan siswa-siswi untuk semakin
banyak membaca dan memecahkan masalah, namun sesungguhnya tugas yang diberikan harus
turut serta bersifat konstruktif, artinya tugas harus mampu membangun ilmu
pengetahuan siswa-siwi begitu pula dengan pengalaman mengenai nilai-nilai
kehidupan dalam bermasyarakat. Tugas-tugas yang diberikan bisa saja
dikombinasikan dengan kegiatan-kegiatan khusus yang lebih komunitatif, yaitu
adanya interaksi terhadap orang lain, benda lain ataupun alam. Misalnya melanggengkan
pelajaran agama dengan mengunjungi panti asuhan, mengkombinasikan pelajaran
ekonomi dengan menggelar padat karya dan belajar berbisnis kecil-kecilan, menuangkan
pelajaran biologi dengan melaksanakan praktikum pembedahan reptil, dsb. Dengan
demikian, tugas-tugas yang diberikan akan lebih menyenangkan, tidak hanya
bersifat untuk mendapatkan nilai dan teoritis sebatas buku saja, namun turut
serta membantu siswa-siswi memahami bagaimana keadaan realita sosial serta
memberikan pemecahan solusi berupa penggambaran asli akan apa yang telah
dipelajari.
Harapanku
untuk sekolah-sekolah di Indonesia, semoga sekolah-sekolah di Indonesia untuk
masa kini begitu pula dengan masa depan dapat kembali lagi kepada identitas
aslinya yaitu menjadi sekolah-sekolah yang memberikan kontribusi berupa teladan
kepada siswa-siswi generasi masa depan Indonesia serta lebih mengembangkan
sendi-sendi utama identitas asli sekolah Indonesia. Semoga pemerintah dapat
turut serta memberi kontribusi lebih untuk melatih dan melahirkan guru-guru
yang lebih kompeten, membangun pemerataan pendidikan, melahirkan generasi
bangsa yang lebih cerdas, bermoral dan berpengalaman. Semoga sekolah dambaanku,
sekolah yang diadaptasi dari semboyan peninggalan Ki Hajar Dewantara bisa
terwujud dan dapat pula menginspirasi teman-teman untuk berperan dalam mendorong
dan memberikan kontribusi kepada sekolah-sekolah di Indonesia menuju ke arah
yang lebih baik dan berkualitas.
Gud luck buddy for d competition X)
ReplyDelete