Suatu hari Penulis
dihadapkan dengan sebuah situasi yang sangat membingungkan, saya bukanlah tipe
orang yang fanatis terhadap agama, jadi dari agama manapun jika menurut saya
ajarannya baik, saya akan menerima dengan terbuka ajaran itu. Tetapi baru saya sadari
satu hal yang sangat mengejutkan, teryata masih banyak konsep orang-orang yang
tidak tahu mengenai asalnya sebuah bencana yang membawa penderitaan. Jadi pada
saat itu saya dikondisikan dalam sebuah ruangan kelas dan memperdebatkan
tentang darimana asalnya sebuah bencana terutama bencana alam. Apakah bencana
alam merupakan sebuah bentuk dari proses alam ataukah sebuah hukuman dari
Tuhan?
Saya sangat tidak setuju dengan yang namanya hukuman
Tuhan. Mengapa? Satu hal, TUHAN TIDAK PERNAH MENGHUKUM MANUSIA. Entah dari
agama apapun, atau siapa Tuhanmu, semua agama pada intinya sama, mengajarkan
dan mewartakan bahwa Tuhan adalah Maha Pengasih, Maha Pengampun dan mengajarkan
cinta kasih dan perdamaian terhadap manusia. Sehingga sangat tidak mungkin
sesosok yang diagungkan yaitu Tuhan, Allah kita menghukum manusia. Jadi dari
mana datangnya bencana? Saya mencoba menelusuri setiba saya selesai
meninggalkan kelas. Pertanyaan di dalam otak saya terus berputar, benar bahwa
setiap bencana alam secara teoristis dan secara alami memiliki penjelasan
bagaiaman sebuah bencana dapat timbul, tetapi pertanyaanya siapakah sesosok
yang menciptakan bumi? Tidak lain tidak bukan Ialah Tuhan kita.
Sepulang dari kelas tadi, saya menelusuri makna
penderitaan mulai dari bertanya kepada
teman-teman saya, membaca referensi kitab umat Kristiani, Islam dan Buddha.
Semua agama memiliki penjelasan yang berbeda tetapi satu makna, yaitu sebuah
bencana atau penderitaan merupakan sebuah cobaan untuk kita ke tingkat
selanjutnya. Sedangkan teman-teman saya cenderung menyebutkan agama sebagai
sebuah bentuk karma atau sebab akibat manusia.
Jika diteliti mendalam, menurut semua agama, bencana
merupakan sebuah bentuk cobaan. Cobaan yang muncul untuk kita agar kita menjadi
orang yang lebih baik ke tingkat selanjutnya. Pertanyaanya, dari mana cobaan
itu datang? Cobaan diberikan oleh setan ataupun makhluk jahat yang ingin kita
melepaskan diri dari Tuhan di mana kita akan mengambil jalan pintas dan
kemudahan ketika kita dalam masalah dan mengambil jalan pintas menghindari
masalah. Kesabaran manusia sangat diuji di sini, ketika manusia tidak bisa
mengontrol emosi dan tidak mau menghadapi kesulitan itu, maka manusia akan
terjerumus dan meninggalkan Tuhan. Maka dari itu tugas manusia ketika mendapat
bencana atau cobaan adalah menghadapi masalah dan penderitaan untuk kembali kepada
jalan Tuhan.
Petanyaanya, jika benar bahwa bencana merupakan
cobaan, mengapa cobaan bisa mengambil nyawa orang lain? Mengapa ada korban di
dalamnya? Di dalam sebuah bencana, di sana ada pula saat di mana orang-orang
yang akan diambil nyawanya. Entah bagaimanapun ia meninggal, itu merupakan
takdir seseorang untuk meninggalkan dunia pada hari itu juga. Manusia hanya bisa
lari dari cara bagaimana ia harus mati tetapi tidak bisa lari dari kematiaan.
Jika seseorang seharusnya meninggal pada hari itu karena terbawa arus Tsunami
maka ia lari dari bencana itu dan menghindar ke kaki gunung, bisa saja ia
meninggal hanya karena tersandung oleh bebatuan pegunungan atau tertimpa pohon
yang tertiup angin di hari yang sama.
Peninggalan orang-orang yang terkena bencana turut
serta menjadi bentuk cobaan bagi orang-orang yang masih hidup untuk lebih sabar
dan tidak menderita ditinggal oleh harta benda dan orang-orang yang mereka
sayangi. Bagi mereka yang terkena bencana dan memohon atas pertolongan dan
ingat akan Tuhan, adalah orang-orang yang diselamatkan karena ingin menghadapi
masalah dan meminta pertolongan Tuhan. Orang-orang yang meninggal dan menjadi
korban bencana tidak berarati mereka sepenuhnya orang-orang yang lupa akan
Tuhan. Ada pula mereka yang memang sudah harus meninggalkan dunia, adapula
mereka orang-orang yang terpilih yang baik perbuatannya di dunia sehingga
diberi kesempatan untuk hidup lebih baik di dunia yang tertinggi yaitu surga, adapula
mereka yang tergodai oleh harta karena tidak ingin terlepas dari duniawi setan sehingga
mempertahankan diri dengan harta mereka dan tersapu oleh bencana karena lupa
akan pengampunan Tuhan. Mereka dikondisikan dalam satu keadaan di mana sebuah
bencana besar akan terjadi di suatu wilayah yang luas dan berbagai manusia di
dalamnya. Kondisi inilah yang tidak dapat dijelaskan secara ilmiah atau teori
mengapa kondisi ini bisa muncul dan terkumpul sekian orang harus meninggal dan
mengapa sekian orang harus terselamatkan. Benar bahwa secara teori ilmiah kita
bisa menjelaskan mengapa gempa dapat terjadi, mengapa Tsunami bisa terbentuk secara
rinci tetapi pada akhirnya kita tidak pernah bisa menjawab siapa dibalik sosok
yang menciptakan dunia ini sehingga bumi ini begitu kompleks dan dengan
berbagai media, cobaan dari setan dan pertolongan dari Tuhan bisa muncul.
Sekarang, bagaimana dengan bencana yang ditimbulkan
akibat perbuatan manusia? Jika di ajaran agama Buddha ada sebutan karma, maka
di ajaran agama Kristiani dan Islam ada yang namanya hukum sebab dan akibat.
Bencana yang ditimbulkan oleh manusia seperti membuang sampah sembarangan
sehingga terjadi banjir atau penebagan pohon secara optimal sehingga luapan air
sungai tidak dapat dibendung dan terjadi banjir bandang, semua itu akan
dikembalikan kepada manusia dengan bencana yang disebut karma atau sebab
akibat. Ketika manusia berbuat jahat, maka ada suatu hari, ia akan tertimpa
bencana entah itu menimpa dirinya, keluarganya, cucunya atau generasinya yang
turut serta membuat si pelaku menderita. Jadi karma atau hukum sebab akibat itu
benar-benar ada karena muncul akibat tindakan manusia sendiri pula.
Penulis berharap semoga referensi tentang bencana ini
bisa membantu konsep Pembaca untuk tidak menggambarkan bencana adalah sebuah
bentuk hukuman dari Tuhan. Apabila adanya penjelasan yang salah ataupun kurang
dipahami, silahkan berkomentar dan marilah kita bersama-sama menyempurnakan konsep mindset ini.
SEMOGA BERMANFAAT
0 comments:
Post a Comment
Your comment is our priority to be better, thanks for the support :)
Komentar Anda adalah prioritas utama kami untuk menjadi lebih baik, terimakasih atas partisipasinya :)