Friday, 10 August 2012

Dari Mana Asalnya Bencana yang Membawa Penderitaan?

Suatu hari Penulis dihadapkan dengan sebuah situasi yang sangat membingungkan, saya bukanlah tipe orang yang fanatis terhadap agama, jadi dari agama manapun jika menurut saya ajarannya baik, saya akan menerima dengan terbuka ajaran itu. Tetapi baru saya sadari satu hal yang sangat mengejutkan, teryata masih banyak konsep orang-orang yang tidak tahu mengenai asalnya sebuah bencana yang membawa penderitaan. Jadi pada saat itu saya dikondisikan dalam sebuah ruangan kelas dan memperdebatkan tentang darimana asalnya sebuah bencana terutama bencana alam. Apakah bencana alam merupakan sebuah bentuk dari proses alam ataukah sebuah hukuman dari Tuhan?
                Saya sangat tidak setuju dengan yang namanya hukuman Tuhan. Mengapa? Satu hal, TUHAN TIDAK PERNAH MENGHUKUM MANUSIA. Entah dari agama apapun, atau siapa Tuhanmu, semua agama pada intinya sama, mengajarkan dan mewartakan bahwa Tuhan adalah Maha Pengasih, Maha Pengampun dan mengajarkan cinta kasih dan perdamaian terhadap manusia. Sehingga sangat tidak mungkin sesosok yang diagungkan yaitu Tuhan, Allah kita menghukum manusia. Jadi dari mana datangnya bencana? Saya mencoba menelusuri setiba saya selesai meninggalkan kelas. Pertanyaan di dalam otak saya terus berputar, benar bahwa setiap bencana alam secara teoristis dan secara alami memiliki penjelasan bagaiaman sebuah bencana dapat timbul, tetapi pertanyaanya siapakah sesosok yang menciptakan bumi? Tidak lain tidak bukan Ialah Tuhan kita.  
                Sepulang dari kelas tadi, saya menelusuri makna penderitaan  mulai dari bertanya kepada teman-teman saya, membaca referensi kitab umat Kristiani, Islam dan Buddha. Semua agama memiliki penjelasan yang berbeda tetapi satu makna, yaitu sebuah bencana atau penderitaan merupakan sebuah cobaan untuk kita ke tingkat selanjutnya. Sedangkan teman-teman saya cenderung menyebutkan agama sebagai sebuah bentuk karma atau sebab akibat manusia.
                Jika diteliti mendalam, menurut semua agama, bencana merupakan sebuah bentuk cobaan. Cobaan yang muncul untuk kita agar kita menjadi orang yang lebih baik ke tingkat selanjutnya. Pertanyaanya, dari mana cobaan itu datang? Cobaan diberikan oleh setan ataupun makhluk jahat yang ingin kita melepaskan diri dari Tuhan di mana kita akan mengambil jalan pintas dan kemudahan ketika kita dalam masalah dan mengambil jalan pintas menghindari masalah. Kesabaran manusia sangat diuji di sini, ketika manusia tidak bisa mengontrol emosi dan tidak mau menghadapi kesulitan itu, maka manusia akan terjerumus dan meninggalkan Tuhan. Maka dari itu tugas manusia ketika mendapat bencana atau cobaan adalah menghadapi masalah dan penderitaan untuk kembali kepada jalan Tuhan. 

                Petanyaanya, jika benar bahwa bencana merupakan cobaan, mengapa cobaan bisa mengambil nyawa orang lain? Mengapa ada korban di dalamnya? Di dalam sebuah bencana, di sana ada pula saat di mana orang-orang yang akan diambil nyawanya. Entah bagaimanapun ia meninggal, itu merupakan takdir seseorang untuk meninggalkan dunia pada hari itu juga. Manusia hanya bisa lari dari cara bagaimana ia harus mati tetapi tidak bisa lari dari kematiaan. Jika seseorang seharusnya meninggal pada hari itu karena terbawa arus Tsunami maka ia lari dari bencana itu dan menghindar ke kaki gunung, bisa saja ia meninggal hanya karena tersandung oleh bebatuan pegunungan atau tertimpa pohon yang tertiup angin di hari yang sama.
                Peninggalan orang-orang yang terkena bencana turut serta menjadi bentuk cobaan bagi orang-orang yang masih hidup untuk lebih sabar dan tidak menderita ditinggal oleh harta benda dan orang-orang yang mereka sayangi. Bagi mereka yang terkena bencana dan memohon atas pertolongan dan ingat akan Tuhan, adalah orang-orang yang diselamatkan karena ingin menghadapi masalah dan meminta pertolongan Tuhan. Orang-orang yang meninggal dan menjadi korban bencana tidak berarati mereka sepenuhnya orang-orang yang lupa akan Tuhan. Ada pula mereka yang memang sudah harus meninggalkan dunia, adapula mereka orang-orang yang terpilih yang baik perbuatannya di dunia sehingga diberi kesempatan untuk hidup lebih baik di dunia yang tertinggi yaitu surga, adapula mereka yang tergodai oleh harta karena tidak ingin terlepas dari duniawi setan sehingga mempertahankan diri dengan harta mereka dan tersapu oleh bencana karena lupa akan pengampunan Tuhan. Mereka dikondisikan dalam satu keadaan di mana sebuah bencana besar akan terjadi di suatu wilayah yang luas dan berbagai manusia di dalamnya. Kondisi inilah yang tidak dapat dijelaskan secara ilmiah atau teori mengapa kondisi ini bisa muncul dan terkumpul sekian orang harus meninggal dan mengapa sekian orang harus terselamatkan. Benar bahwa secara teori ilmiah kita bisa menjelaskan mengapa gempa dapat terjadi, mengapa Tsunami bisa terbentuk secara rinci tetapi pada akhirnya kita tidak pernah bisa menjawab siapa dibalik sosok yang menciptakan dunia ini sehingga bumi ini begitu kompleks dan dengan berbagai media, cobaan dari setan dan pertolongan dari Tuhan bisa muncul.
                Sekarang, bagaimana dengan bencana yang ditimbulkan akibat perbuatan manusia? Jika di ajaran agama Buddha ada sebutan karma, maka di ajaran agama Kristiani dan Islam ada yang namanya hukum sebab dan akibat. Bencana yang ditimbulkan oleh manusia seperti membuang sampah sembarangan sehingga terjadi banjir atau penebagan pohon secara optimal sehingga luapan air sungai tidak dapat dibendung dan terjadi banjir bandang, semua itu akan dikembalikan kepada manusia dengan bencana yang disebut karma atau sebab akibat. Ketika manusia berbuat jahat, maka ada suatu hari, ia akan tertimpa bencana entah itu menimpa dirinya, keluarganya, cucunya atau generasinya yang turut serta membuat si pelaku menderita. Jadi karma atau hukum sebab akibat itu benar-benar ada karena muncul akibat tindakan manusia sendiri pula.
                Penulis berharap semoga referensi tentang bencana ini bisa membantu konsep Pembaca untuk tidak menggambarkan bencana adalah sebuah bentuk hukuman dari Tuhan. Apabila adanya penjelasan yang salah ataupun kurang dipahami, silahkan berkomentar dan marilah kita bersama-sama  menyempurnakan konsep mindset ini.


SEMOGA BERMANFAAT   
      

0 comments:

Post a Comment

Your comment is our priority to be better, thanks for the support :)

Komentar Anda adalah prioritas utama kami untuk menjadi lebih baik, terimakasih atas partisipasinya :)